23.9.09

Bisnis perkebunan kelapa sawit masih menjanjikan

Bisnis perkebunan kelapa sawit masih pada relnya atau masih menjanjikan sungguhpun pada tahun 2008,  Kinerja subsektor perkebunan masih mengalami perlambatan yang cukup tajam. Subsektor perkebunan mengalami kontraksi sebesar -0,08%. Hal ini tercermin dari menurunnya ekspor komoditas perkebunan baik CPO maupun karet. Penurunan permintaan dan harga komoditas membuat produksi subsektor ini melorot tajam. Pada tingkat perusahaan, nilai penjualan dan volume produksi CPO PT Bakrie Sumatera Plantation yang sebagian produksinya dihasilkan dari Kabupaten Pasaman Barat menunjukkan penurunan sejak awal triwulan III-2008.

Semakin tajamnya kontraksi subsektor perkebunan ini lebih disebabkan tingginya pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan perkebunan melakukan berbagai efisiensi untuk mengatasi penurunan produksi seperti melakukan pengurangan pemupukan untuk kebun-kebun yang sudah mature, mengurangi impor pupuk yang merupakan komponen biaya tertinggi, serta menunda pelaksanaan investasi untuk sementara

Ekonomi Global

Kondisi perbaikan ekonomi Amerika Serikat juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam perbaikan perekonomian global. Bila strategi dari pemerintahan obama berjalan dengan baik dalam memulihkan perekonomian AS, bukan tidak mungkin meningkatkan permintaan energi global dan akan kembali meningkatkan harga komoditas, khususnya CPO

Penurunan BI Rate

Perbankan umum masih menerapkan suku bunga kredit yang tinggi meskipun BI-rate berada pada arah yang terus menurun. Perbankan menikmati margin keuntungan cukup tinggi dari besarnya spread antara suku bunga kredit dengan suku bunga tabungan dan deposito. Pada posisi triwulan II-2009 dibandingkan posisi akhir tahun 2008, BI-rate telah terpangkas sebesar 225 bps menjadi berada pada posisi 7,00%. Namun demikian, suku bunga kredit masih kurang responsif terhadap penurunan BI-rate dengan bergerak pada kisaran 13-17%.

Di sisi lain, suku bunga tabungan dan deposito lebih fleksibel dan responsif menyesuaikan penurunan BI-rate. Suku bunga tabungan pada triwulan II-2009 sudah berada pada kisaran 3,00-3,50%, sedangkan suku bunga deposito 1 bulan berada pada kisaran 8,50-9,00%. Dengan demikian, meskipun suku bunga acuan BI-rate berpotensi menurun seiring dengan tekanan inflasi yang semakin rendah, secara umum kondisi ini masih dapat dihadapi oleh perbankan umum. Potensi risiko yang dihadapi hanya relatif berkurangnya margin keuntungan yang diperoleh bank-bank umum.

Investasi Kebun Kelapa Sawit

Memasuki pertengahan tahun 2009, beberapa perusahaan kembali optimis terhadap perkembangan krisis perekonomian global yang diperkirakan telah mencapai dasar dan mulai menunjukkan pembalikan (recovery). Beberapa perusahaan perkebunan di Sumatera, termasuk PT Bakrie Sumatera Plantation di Sumbar, mulai merencanakan belanja investasi yang mayoritas bersumber dari kas internal. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan perkebunan masih cukup baik meski harga komoditas sempat jatuh.

Harga CPO

Harga CPO internasional yang membaik memicu kenaikan harga minyak goreng di dalam negeri. Membaiknya harga ini dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah yang saat ini menyentuh harga USD 72,45 per barel. Ditambah lagi pasokan kacang kedelai sebagai substitusi CPO dalam bahan baku biofuel diprediksi juga semakin berkurang (Bisnis Indonesia, 12 Juni 2009). Peningkatan harga CPO internasional juga memicu fluktuasi peningkatan harga minyak goreng dalam negeri. Membaiknya harga CPO ini mengakibatkan produsen kelapa sawit lebih memilih untuk mengekspor pasokan ke luar negeri. Produsen semakin gencar untuk melakukan ekspor dengan adanya kebijakan dari negara-negara importir seperti India yang menerapkan bea masuk rendah bagi CPO. Harga minyak goreng curah pada minggu ke-tiga bulan Juni 2009 menunjukkan harga pada kisaran Rp 8.800 -Rp. 9.000 per liter.

Di pasar internasional, harga CPO dan karet masih fluktuatif terkait dengan harga minyak internasional yang tidak stabil dan menunjukkan adanya gejala penurunan. Sejumlah perusahaan perkebunan memutuskan untuk melakukan efisiensi terkait dengan harga CPO yang melorot dibandingkan tahun lalu. Perusahaan perkebunan diperkirakan akan menahan ekspansi produksi, dan lebih terfokus pada pemeliharaan perkebunan yang sudah ada.

2 comments:

rsrpartner88@gmail.com