19.10.09

Beli Perkebunan Kelapa Sawit dibutuhkan penilai publik

Pada masa kini, kemungkinan kebun kelapa sawit marak diperdagangkan di Indonesia, Calon pembeli kebanyakan dari luar negeri, ya mereka lewat pembelian saham di Bursa. Misalnya di Bursa Efek Jakarta, Atau bursa lainnya.

Diperkirakan Pada akhir tahun ini,  sampai  dengan juni 2010, transaksi perkebunan kelapa sawit kemungkinan akan semakin marak. Di sisi penjual, memang mereka kesulitan cashflow: untuk memenuhi biaya perawatan kebun, harga pupuk yang tetap tinggi, biaya overhead yang naik kemungkinan 10-15%, sehingga para pengusaha berusaha menjual asetnya atau perusahaannya. Atau malah mereka akan beralih bisnis utamanya, karena menurut pandangan mereka, harga Tandan Buah Segar (TBS) Rp. 1.800,- s/d 2.300,-  per kg seperti pertengahan tahun 2008, akan sulit dicapai pada lima sampai yang akan datang. Apakah memang demikian? Hal ini membutuhkan analisis persaingan dan kebutuhan CPO di masa yang akan datang.

Sementara itu, di sisi Investor, Mereka mengantisipasi akan kebutuhan CPO yang cukup tinggi pada lima tahun mendatang. Tandan Buah Segar (TBS) yang merupakan bahan baku  CPO adalah sumber daya yang dapat diperbaharui dan sifatnya akan habis (merupakan kebutuhan, consumer goods). Bila diamati akan kenaikan harga Minyak dunia, bukan tidak mungkin permintaan CPO akan meningkat dan harganya akan lumayan membaik (ini perlu kajian dan analisis lebih lanjut)

Menurut pendapat saya: Kemungkinan Investor asing, akan melirik bisnis perkebunan kelapa sawit semakin kuat. Terutama pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM) anatara 6-10 tahun. Selain kebutuhan dalam negeri indonesia yang semakin meningkat, kebutuhan akan duniapun meningkat. Dan perusahaan yang akan membeli adalah dengan ciri, memiliki dana yang cukup tinggi saat ini, namun usaha bisnis utamanya sedikit mengalami penurunan (akibat efek bisnis globalisasi), sehingga mereka akan mengalihkan sebagian dananya untuk melakukan pembelian perkebunan kelapa sawit. 

Jangan lupa agar pembeli Lahan kelapa sawit perlu menggunakan konsultan independen, misalnya penilai perkebunan/properti dan konsultan hukum dalam melakukan pemeriksaan atas aset kebun yang akan di beli. Karena permasalahan sosial terutama penguasaan lahan perlu mendapat perhatian. Jadi,  beli Perkebunan Kelapa Sawit membutuhkan penilai publik, misalnya penilai properti/kebun terdaftar di Bapepam atau Depkeu

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, Dalam tulisan saya, ” Bisnis perkebunan kelapa sawit masih menjanjikan” dalam: http://marketvaluer.blogspot.com/2009/09/bisnis-perkebunan-kelapa-sawit-masih.html

Catatan: Pendapat dan tulisan ini, hanya berdasarkan pengamatan saya sebagai penulis di blog ini, semoga para pembaca mendapat tambahan informasi). 

2 comments:

  1. Anonymous10/19/2009

    saya tertarik akan info ini, saya minta KJPP Pangaloan menilai kebun saya, bagaimana persyaratannya? hubungi: lsm_merana@yahoo[dot]com

    ReplyDelete
  2. iklim bisnis yang cerah memang menjanjikan prospek bisnis di bidang investasi.

    ijinkan saya untuk mem-bookmark artikel yang menarik ini.

    ReplyDelete

rsrpartner88@gmail.com